Lirik dan jenisnya. Lirik sebagai salah satu jenis sastra

Dalam liriknya, di latar depan, keadaan individu dari kesadaran manusia. Dalam sebuah karya liris, rangkaian peristiwa digambarkan dengan sangat hemat, bahkan terkadang tidak digambarkan sama sekali. Liriknya menggambarkan keadaan emosional di dalam dan tentang diri mereka sendiri. Liriknya tertarik terutama pada bentuknya yang kecil. Karya liris dalam sebagian besar kasus memiliki bentuk puitis. Lirik bisa bersifat deskriptif (pemandangan), naratif (bercerita tentang suatu peristiwa), atau meditatif (refleksi).

Pembawa pengalaman dalam sebuah karya liris disebut pahlawan liris. Pahlawan liris tidak hanya berhubungan erat dengan pengarangnya, tetapi dalam banyak kasus tidak dapat dipisahkan darinya.

Lirik adalah genre sastra yang mengungkapkan pikiran, perasaan, dan pengalaman subjek, menimbulkan ilusi empati pada pembaca/pendengar dan condong ke bentuk syair. Menurut teori Veselovsky, lirik berasal dari paduan suara ritual, seperti jenis sastra lainnya, penjelasan ini dianggap tidak cukup, karena. ada lagu-lagu buruh dan sehari-hari.

Plato menyebut lirik sebagai narasi belaka, berbeda dengan peniruan yang dilakukan dalam drama, sedangkan epik mencampurkan keduanya. Aristoteles menganggap semua puisi sebagai imitasi, tetapi ia mendefinisikan salah satu dari tiga cara imitasi dengan cara Platonis: ini adalah cara ketika pengarang ditentukan oleh dirinya sendiri dan tidak berubah.

Dalam lirik, di latar depan, keadaan individu dari kesadaran manusia: refleksi yang diwarnai secara emosional, dorongan kehendak, kesan, sensasi dan aspirasi non-rasional. Jika dalam pr-tion liris semacam siput diindikasikan. rangkaian acara, lalu sangat hemat tanpa detail yang cermat. Gasparov mencari plot di mana-mana, tetapi ini sangat kontroversial, secara tradisional diyakini bahwa itu tidak ada dalam liriknya.

Pengalaman liris tampak sebagai milik pembicara, tidak begitu banyak ditunjukkan dengan kata-kata seperti yang diungkapkan. Cuma di lirik sistemnya tipis. sarana sepenuhnya tunduk pada pengungkapan gerakan integral orang. jiwa

Emosi liris adalah gumpalan, inti dari pengalaman spiritual. Ginzburg: puisi liris adalah "jenis sastra yang paling subyektif, tidak seperti yang lain, berjuang untuk umum, untuk penggambaran kehidupan mental sebagai universal." Itu didasarkan pada wawasan spiritual, hasil dari kreativitas. Penyempurnaan dan transformasi dari apa yang telah diuji.

Liriknya tidak terbatas pada lingkup kehidupan batin orang, psikologi mereka seperti itu. Lirik - perkembangan artistik kesadaran dan keberadaan (Pospelov). Begitulah filosofis, lanskap, puisi sipil.

Lirik dapat menangkap:

Ruang waktu Perwakilan

Hubungan perasaan dengan fakta kehidupan sehari-hari dan alam

Sifat religius, dll.

Lirik condong ke bentuk kecil (meski ada juga puisi lirik) Prinsip kecapi. jenis lit-ry sesingkat mungkin dan semaksimal mungkin. Mendekati sentimen.

Keadaan kesadaran manusia diwujudkan dalam lirik baik secara langsung dan terbuka, atau sebagian besar tidak langsung.

Lirik dicirikan oleh:

Ketertarikan pada puisi. f-me

Ekspresi ucapan, mencapai batasnya

Otopsikologis, karena lir pahlawan/subjek diasosiasikan dengan penulis, sikapnya terhadap dunia, pengalaman, suasana hati, cara berbicara, dll.

Sugestivitas adalah kekuatan yang paling menginspirasi dan menular.

Tonton ceramah tentang lirik, jika ada kutipan yang disukai Chernysheva.

Jenis lirik:

Deskriptif (lanskap)

Narasi (peristiwa, episode)

Role-playing (monolog atas nama karakter)

Meditatif (cinta, filosofis)

Pahlawan liris dan subjek

Untuk Chernysheva: lira. subjek lebih dekat dengan kepribadian penulis daripada kecapi. pahlawan. Pahlawan = peran, subjek = subjek TV.

Untuk Volkova: subjeknya adalah gambar dari 1 puisi, pahlawan adalah gambar kolektif dari seluruh TV atau siklus (Tynyanov: "gambar seorang penyair dalam lirik"). Jika Anda bingung dan berkata, Chernysheva, apa yang dimaksudkan untuk Volkova, rujuk ke Lidia Ginzburg.

Genre liris terkemuka (syarat utamanya harus didukung oleh tradisi):

Surat, elegi, ode, epigram, prasasti, epithalama, soneta, rondo, triolet

Apakah "lire. puisi "berdasarkan genre - masalah kontroversial

Drama Karya dramatis (lainnya - gr. drama - aksi), seperti yang epik, buat ulang rangkaian peristiwa, tindakan orang, dan hubungan mereka. Seperti penulis sebuah karya epik, penulis drama tunduk pada "hukum tindakan yang berkembang". Namun tidak ada gambaran naratif-deskriptif yang mendetail dalam drama tersebut. Sebenarnya pidato penulis di sini bersifat tambahan dan episodik. Demikian daftar pelaku, terkadang disertai dengan ciri-ciri singkat, penunjukan waktu dan tempat tindakan; deskripsi situasi panggung di awal babak dan episode, serta komentar tentang replika individu karakter dan indikasi gerakan, gerak tubuh, ekspresi wajah, intonasi (komentar). Semua ini merupakan samping teks dramatis. Dasar teksnya adalah rangkaian pernyataan karakter, replika dan monolognya. Karenanya beberapa kemungkinan artistik drama yang terbatas. Penulis-penulis naskah hanya menggunakan sebagian dari sarana visual yang tersedia bagi pencipta novel atau epik, cerita pendek atau cerita pendek. Dan karakter karakter terungkap dalam drama dengan kebebasan dan kepenuhan yang lebih sedikit daripada di epik. Pada saat yang sama, penulis naskah, tidak seperti pengarang karya epik, terpaksa membatasi diri pada jumlah teks verbal yang memenuhi persyaratan seni teater. Waktu aksi yang digambarkan dalam drama harus sesuai dengan kerangka waktu panggung yang ketat. Dan pertunjukan dalam bentuk yang akrab dengan teater Eropa baru berlangsung, seperti yang Anda ketahui, tidak lebih dari tiga atau empat jam. Dan ini membutuhkan ukuran teks dramatis yang sesuai. Pada saat yang sama, penulis lakon memiliki keunggulan yang signifikan dibandingkan pencipta cerita pendek dan novel. Satu momen yang digambarkan dalam drama itu sangat dekat dengan yang lain, yang bertetangga. Waktu peristiwa yang direproduksi oleh penulis naskah selama "episode panggung tidak dikompresi atau diregangkan; karakter drama bertukar komentar tanpa interval waktu yang terlihat, dan pernyataan mereka, seperti yang dicatat oleh K.S. Stanislavsky, membentuk garis yang berkesinambungan dan berkelanjutan. adalah ditangkap sebagai sesuatu masa lalu, maka rangkaian dialog dan monolog dalam drama menciptakan ilusi masa kini. Kehidupan di sini berbicara seolah-olah dari wajahnya sendiri: antara apa yang digambarkan dan pembaca tidak ada perantara narator. Tindakan diciptakan kembali dalam drama dengan kesegeraan maksimal Mengalir seolah-olah di depan mata pembaca.Drama difokuskan pada persyaratan panggung.Dan teater adalah seni massa publik.Pertunjukan itu langsung mempengaruhi banyak orang, seolah menyatu menjadi satu tanggapan atas apa yang terjadi di depan mereka. Tujuan drama, menurut Pushkin, adalah untuk bertindak atas banyak orang, untuk menghibur rasa ingin tahunya" dan untuk tujuan ini menangkap "kebenaran nafsu". Genre sastra yang dramatis terutama terkait erat dengan ranah tawa, karena teater diperkuat dan dikembangkan terkait erat dengan pesta massal, dalam suasana permainan dan kesenangan. Hal yang sama dapat dikatakan tentang teater dan drama negara dan era lain.Penting (sebagai karakteristik dari jenis sastra dramatis) adalah celaan Tolstoy terhadap W. Shakespeare karena banyaknya hiperbola, yang karenanya kemungkinan kesan artistik diduga dilanggar. “Dari kata-kata pertama,” tulisnya tentang tragedi “King Lear,” orang bisa melihat berlebihan: peristiwa yang dilebih-lebihkan, perasaan yang dilebih-lebihkan dan ekspresi yang dilebih-lebihkan. L. Tolstoy salah dalam menilai karya Shakespeare, tetapi gagasan tentang komitmen penulis drama Inggris yang hebat terhadap hiperbola teatrikal sepenuhnya dapat dibenarkan. Apa yang telah dikatakan tentang "King Lear" dengan alasan yang tidak kalah dapat dikaitkan dengan komedi dan tragedi kuno, karya dramatis klasisisme, hingga lakon F. Schiller dan V. Hugo, dll. keinginan untuk duniawi keaslian yang melekat dalam drama konvensi menjadi kurang jelas, seringkali dikurangi seminimal mungkin. Fenomena ini berasal dari apa yang disebut "drama borjuis kecil" abad ke-18, pencipta dan ahli teorinya adalah D. Diderot dan G.E. Mengurangi. Karya penulis drama Rusia terbesar abad XIX. dan awal abad ke-20 - A.N. Ostrovsky, A.P. Chekhov dan M. Gorky - dibedakan berdasarkan keandalan bentuk kehidupan yang diciptakan kembali. Tetapi bahkan ketika penulis drama mengarahkan pandangan mereka pada hal yang masuk akal, plot, psikologis, dan sebenarnya hiperbola verbal tetap ada. Konvensi teatrikal membuat dirinya terasa bahkan dalam dramaturgi Chekhov, yang merupakan batas maksimum dari "kemiripan hidup". Mari kita lihat adegan terakhir dari The Three Sisters. Seorang wanita muda putus dengan kekasihnya sepuluh atau lima belas menit yang lalu, mungkin selamanya. Lima menit yang lalu mengetahui tentang kematian tunangannya. Dan sekarang mereka, bersama dengan kakak perempuan tertua, ketiga, meringkas hasil moral dan filosofis masa lalu, memikirkan suara pawai militer tentang nasib generasi mereka, tentang masa depan umat manusia. Hampir tidak mungkin membayangkan ini terjadi dalam kenyataan. Tetapi kami tidak memperhatikan ketidakmungkinan akhir dari The Three Sisters, karena kami terbiasa dengan fakta bahwa drama tersebut secara signifikan mengubah bentuk kredibilitas kehidupan masyarakat"; “Membaca puisi, novel, kita sering lupa diri dan percaya bahwa kejadian yang digambarkan bukanlah fiksi, tapi kebenaran. Dalam sebuah ode, dalam elegi, kita dapat berpikir bahwa penyair menggambarkan perasaannya yang sebenarnya, dalam keadaan nyata. Tapi di mana kredibilitas sebuah bangunan dibagi menjadi dua bagian, yang satu diisi oleh penonton yang setuju dll. monolog, yang seringkali dipenuhi dengan kata-kata mutiara dan pepatah, ternyata jauh lebih panjang dan efektif daripada ucapan yang dapat diucapkan dalam situasi kehidupan yang serupa. Replika "selain" bersifat konvensional, yang seolah-olah tidak ada untuk karakter lain di atas panggung, tetapi jelas terdengar oleh penonton, serta monolog yang diucapkan oleh karakter sendirian, sendirian dengan diri mereka sendiri, yang merupakan panggung murni teknik untuk mengeluarkan ucapan batin (ada banyak monolog seperti dalam tragedi kuno, dan dalam dramaturgi zaman modern). Penulis drama, yang membuat semacam eksperimen, menunjukkan bagaimana seseorang akan mengekspresikan dirinya jika dia mengungkapkan suasana hatinya dengan kepenuhan dan kecerahan maksimum dalam kata-kata yang diucapkan. Dan pidato dalam sebuah karya dramatis sering kali mirip dengan pidato liris atau oratoris artistik: karakter di sini cenderung mengekspresikan diri mereka sebagai penyair improvisasi atau ahli berbicara di depan umum. Oleh karena itu, Hegel sebagian benar ketika menganggap drama sebagai sintesis dari epik (penting) dan liris (ekspresi verbal) Drama seolah-olah memiliki dua kehidupan dalam seni: teater dan sastra. Sebagai dasar dramatik dari pementasan yang ada dalam komposisinya, karya dramatik juga dirasakan oleh masyarakat pembaca, namun tidak selalu demikian. Emansipasi drama dari panggung dilakukan secara bertahap - selama beberapa abad dan berakhir relatif baru: pada abad ke-18 hingga ke-19. Contoh drama yang terkenal di dunia (dari zaman kuno hingga abad ke-17) pada saat penciptaannya praktis tidak dikenali sebagai karya sastra: mereka hanya ada sebagai bagian dari seni pertunjukan. Baik W. Shakespeare maupun J. B. Molière tidak dianggap oleh orang-orang sezamannya sebagai penulis. Peran yang menentukan dalam memperkuat gagasan drama sebagai karya yang dimaksudkan tidak hanya untuk produksi panggung, tetapi juga untuk membaca, dimainkan oleh "penemuan" di paruh kedua abad ke-18 Shakespeare sebagai penyair dramatis yang hebat. Mulai saat ini drama mulai gencar dibaca. Berkat banyak publikasi cetak di abad XIX-XX. karya dramatis terbukti menjadi jenis fiksi yang penting. Pada abad ke-19 (terutama di paruh pertama) nilai sastra drama sering kali ditempatkan di atas nilai pemandangan. Jadi, Goethe percaya bahwa "Karya Shakespeare bukan untuk mata jasmani", dan Griboyedov menyebut keinginannya untuk mendengar syair "Celakalah dari Kecerdasan" dari panggung "kekanak-kanakan". Disebut Lesedrama (drama baca), dibuat dengan instalasi terutama pada persepsi dalam membaca. Seperti Faust Goethe, karya dramatis Byron, tragedi kecil Pushkin, drama Turgenev, yang penulis katakan: "Drama saya, tidak memuaskan di atas panggung, mungkin menarik untuk dibaca." Perbedaan mendasar antara Lesedrama dan drama, yang difokuskan pada tahap produksi tidak ada. Drama yang dibuat untuk dibaca seringkali berpotensi menjadi drama panggung. Dan teater (termasuk yang modern) dengan keras kepala mencari dan terkadang menemukan kuncinya, buktinya adalah produksi sukses dari "A Month in the Country" Turgenev (pertama-tama, ini adalah pertunjukan pra-revolusioner yang terkenal dari Art Theatre) dan banyak (meski jauh dari selalu sukses) pembacaan panggung Tragedi kecil Pushkin di abad 20. Kebenaran lama tetap berlaku: yang paling penting, tujuan utama drama adalah panggungnya. "Hanya selama pertunjukan panggung," kata A. N. Ostrovsky, "fiksi dramatis pengarang menerima bentuk yang sudah jadi dan menghasilkan tindakan moral yang tepat yang telah ditetapkan oleh pengarang sebagai tujuan yang ingin dicapai." Menciptakan pertunjukan berdasarkan karya dramatis adalah terkait dengan penyelesaian kreatifnya: aktor mereka membuat gambar intonasi-plastik dari peran yang dimainkan, artis mendesain ruang panggung, sutradara mengembangkan mise-en-scene. Dalam hal ini, konsep lakon agak berubah (lebih banyak perhatian diberikan pada beberapa sisinya, lebih sedikit perhatian pada sisi lainnya), seringkali dikonkretkan dan diperkaya: produksi panggung memperkenalkan elemen baru ke dalam drama. semantik nuansa. Pada saat yang sama, prinsip yang sangat penting bagi teater adalah kesetiaan membaca literatur. Sutradara dan aktor dihimbau untuk menyampaikan karya yang dipentaskan kepada penonton dengan kelengkapan semaksimal mungkin. Kesetiaan dalam pembacaan panggung terjadi di mana sutradara dan aktor sangat memahami karya dramatis di dalamnya besar fitur konten, genre, gaya. Produksi panggung (serta adaptasi film) hanya sah dalam kasus di mana ada kesepakatan (meskipun relatif) antara sutradara dan aktor dan lingkaran ide penulis naskah, ketika tokoh panggung dengan hati-hati memperhatikan arti dari karya yang dipentaskan, ciri-ciri genrenya, ciri-ciri gayanya, dan teks itu sendiri Dalam estetika klasik abad ke-18-19, khususnya oleh Hegel dan Belinsky, drama (terutama genre tragedi) dianggap sebagai bentuk kreativitas sastra tertinggi: sebagai “mahkota puisi”. Serangkaian zaman artistik sebenarnya telah memanifestasikan dirinya terutama dalam seni drama. Aeschylus dan Sophocles di masa kejayaan budaya kuno, Moliere, Racine, dan Corneille di masa klasisisme tidak ada bandingannya di antara para penulis karya epik. Signifikan dalam hal ini adalah karya Goethe. Semua genre sastra tersedia untuk penulis Jerman yang hebat, tetapi dia memahkotai hidupnya dalam seni dengan penciptaan karya dramatis - Faust yang abadi Di abad-abad yang lalu (hingga abad ke-18), drama tidak hanya berhasil bersaing dengan epik, namun seringkali menjadi bentuk reproduksi artistik kehidupan yang terdepan dalam ruang dan waktu. Ini karena sejumlah alasan. Pertama, seni teater memainkan peran besar, dapat diakses (tidak seperti buku tulisan tangan dan cetakan) untuk lapisan masyarakat terluas. Kedua, sifat-sifat karya dramatis (penggambaran karakter dengan ciri-ciri yang diucapkan, reproduksi nafsu manusia, gravitasi ke arah pathos dan grotesque) di era "pra-realis" sepenuhnya sesuai dengan tren sastra umum dan artistik umum. novel sosio-psikologis, genre sastra epik, pindah ke garis depan sastra, karya dramatis masih mendapat tempat terhormat.

Genre lirik berasal dari bentuk seni sinkretis. Di latar depan adalah pengalaman dan perasaan pribadi seseorang. Lirik adalah jenis sastra yang paling subyektif. Kisarannya cukup luas. Karya liris dicirikan oleh lakonisme ekspresi, konsentrasi pikiran, perasaan, dan pengalaman yang sepenuhnya. Melalui berbagai genre lirik, penyair mewujudkan apa yang menggairahkan, membuat kesal, atau menyenangkannya.

Fitur lirik

Istilah itu sendiri berasal dari kata Yunani lyra (sejenis alat musik). Para penyair dari zaman kuno menampilkan karyanya dengan iringan kecapi. Liriknya didasarkan pada pengalaman dan pemikiran protagonis. Dia sering diidentikkan dengan penulis, yang tidak sepenuhnya benar. Karakter pahlawan sering terungkap melalui perbuatan dan perbuatan. Peran penting dimainkan oleh karakteristik penulis langsung. Tempat penting diberikan kepada monolog yang paling sering digunakan. Dialog jarang terjadi.

Meditasi adalah sarana utama ekspresi. Dalam beberapa karya, lirik dan drama saling terkait. Dalam komposisi liris tidak ada plot yang mendetail. Di beberapa ada konflik internal sang pahlawan. Ada juga lirik "peran". Dalam karya semacam itu, pengarang memainkan peran sebagai orang yang berbeda.

Genre lirik dalam sastra terkait erat dengan jenis seni lainnya. Apalagi dengan lukisan dan musik.

Jenis lirik

Bagaimana Lirik Dibentuk di Yunani Kuno. Pembungaan tertinggi terjadi di Roma kuno. Penyair kuno populer: Anacreon, Horace, Ovid, Pindar, Sappho. Di zaman Renaisans, Shakespeare dan Petrarch menonjol. Dan pada abad 18-19 dunia dikejutkan oleh puisi Goethe, Byron, Pushkin dan banyak lagi lainnya.

Varietas lirik sebagai sejenis: dalam ekspresif - meditatif atau sugestif; berdasarkan tema - lanskap atau perkotaan, sosial atau intim, dll.; dengan nada suara - kecil atau besar, lucu atau heroik, indah atau dramatis.

Jenis lirik: puitis (puisi), didramatisasi (bermain peran), prosa.

Klasifikasi tematik

Genre lirik dalam sastra memiliki beberapa klasifikasi. Paling sering, esai semacam itu didistribusikan berdasarkan topik.

• Sipil. Masalah dan perasaan sosial-nasional mengemuka.
• Intim. Ini menyampaikan pengalaman pribadi yang dialami oleh protagonis. Ini dibagi menjadi beberapa jenis berikut: cinta, lirik persahabatan, keluarga, erotis.
• Filosofis. Itu mewujudkan kesadaran akan makna hidup, keberadaan, masalah kebaikan dan kejahatan.
• Keagamaan. Perasaan dan pengalaman tentang yang lebih tinggi dan spiritual.
• Lanskap. Itu menyampaikan pemikiran sang pahlawan tentang fenomena alam.
• satiris. Mengekspos kejahatan manusia dan sosial.

Variasi berdasarkan genre

Genre lirik beragam. Ini:

1. Himne - lagu liris yang mengungkapkan perasaan gembira yang meriah yang terbentuk dari suatu peristiwa yang baik atau pengalaman yang luar biasa. Misalnya, "Hymn to the Plague" oleh A. S. Pushkin.

2. Inveksi. Berarti kecaman tiba-tiba atau ejekan satir terhadap orang sungguhan. Genre ini dicirikan oleh dualitas semantik dan struktural.

3. Madrigal. Awalnya, ini adalah puisi yang menggambarkan kehidupan pedesaan. Beberapa abad kemudian, madrigal berubah secara signifikan. Pada abad 18 dan 19, bentuk bebas yang mengagungkan kecantikan seorang wanita dan mengandung pujian. Genre puisi intim ditemukan di Pushkin, Lermontov, Karamzin, Sumarokov, dan lainnya.

4. Ode - lagu pujian. Ini adalah genre puitis, akhirnya terbentuk di era klasisisme. Di Rusia, istilah ini diperkenalkan oleh V. Trediakovsky (1734). Sekarang sudah terhubung dari jarak jauh dengan tradisi klasik. Ada pergulatan kecenderungan gaya yang saling bertentangan di dalamnya. Odes khusyuk Lomonosov dikenal (mengembangkan gaya metaforis), Odes anacreontic Sumarokov, dan Odes sintetik Derzhavin.

5. Lagu (lagu) - salah satu bentuk seni verbal dan musik. Ada yang liris, epik, liro-dramatis, liro-epik. Lagu liris tidak bercirikan narasi, penyajian. Mereka dicirikan oleh ekspresi ideologis dan emosional.

6. Pesan (huruf dalam ayat). Di Rusia, variasi genre ini sangat populer. Pesan-pesan itu ditulis oleh Derzhavin, Kantemir, Kostrov, Lomonosov, Petrov, Sumarokov, Trediakovsky, Fonvizin, dan banyak lainnya. Pada paruh pertama abad ke-19 mereka juga digunakan. Mereka ditulis oleh Batyushkov, Zhukovsky, Pushkin, Lermontov.

7. Romantis. Inilah nama puisi yang berkarakter lagu cinta.

8. Soneta adalah bentuk puisi yang solid. Ini terdiri dari empat belas baris, yang, pada gilirannya, dipecah menjadi dua syair (quatrain) dan dua baris tiga (tercet).

9. Puisi. Pada abad ke-19 dan ke-20 struktur ini menjadi salah satu bentuk liris.

10. Elegy adalah genre puisi lirik melankolis populer lainnya.

11. Epigram - puisi pendek gudang liris. Ini ditandai dengan kebebasan konten yang besar.

12. Epitaph (batu nisan).

Genre lirik Pushkin dan Lermontov

A. S. Pushkin menulis dalam genre liris yang berbeda. Ini:

• Oh ya. Misalnya, "Liberty" (1817).
• Elegy - "Siang hari padam" (1820).
• Pesan - "Kepada Chaadaev" (1818).
• Epigram - "On Alexander!", "On Vorontsov" (1824).
• Lagu - "Tentang kenabian Oleg" (1822).
• Romantis - "Saya di sini, Inezilla" (1830).
• Soneta, sindiran.
• Komposisi liris yang melampaui genre tradisional - "To the Sea", "Village", "Anchar", dan banyak lainnya.

Tema Pushkin juga beragam: kewarganegaraan, masalah kebebasan kreativitas, dan banyak topik lainnya disinggung dalam karyanya.

Berbagai genre lirik Lermontov menjadi bagian utama dari warisan sastranya. Dia adalah penerus tradisi puisi sipil Desembris dan Alexander Sergeevich Pushkin. Awalnya, genre yang paling favorit adalah pengakuan monolog. Kemudian - romansa, elegi, dan banyak lainnya. Tapi sindiran dan epigram sangat jarang dalam karyanya.

Kesimpulan

Karya-karya semacam itu dapat ditulis dalam berbagai genre. Misalnya soneta, madrigal, epigram, roman, elegi, dll. Selain itu, lirik sering diklasifikasikan berdasarkan subjek. Misalnya, sipil, intim, filosofis, agama, dll. Perlu diperhatikan fakta bahwa liriknya terus diperbarui dan diisi ulang dengan formasi genre baru. Dalam praktik puisi, ada genre lirik yang dipinjam dari bentuk seni terkait. Dari musik: waltz, prelude, march, nocturne, kantata, requiem, dll. Dari lukisan: potret, lukisan alam benda, sketsa, relief, dll. Dalam sastra modern terjadi sintesa genre, sehingga karya liris dibagi menjadi beberapa kelompok.

Genre lirik membantu kita mengklasifikasikan jenis sastra khusus ini, yang terutama menarik perasaan pribadi penyair dan pembaca, suasana hati mereka ...

Oleh MasterWeb

17.04.2018 12:00

Genre lirik membantu kita mengklasifikasikan jenis sastra khusus ini, yang, pertama-tama, menarik perasaan pribadi penyair dan pembaca, suasana hati mereka. Lirik mencerminkan pengalaman sensitif, emosi, seringkali karya sastra semacam ini bercirikan ketulusan dan emosi.

Puisi

Puisi adalah genre lirik utama yang akrab bagi semua orang tanpa kecuali. Ini adalah karya dengan ukuran yang relatif kecil, ditulis dengan syair.

Dalam arti luas, puisi dipahami sebagai karya dengan genre dan bahkan jenis yang berbeda, sering kali menyertakan elegi, soneta, dan balada, tetapi pada abad 19-20 ada definisi yang lebih jelas. Selama periode ini, sebuah puisi dipahami secara eksklusif sebagai karya yang memungkinkan untuk mencerminkan dunia batin pengarang, manifestasi jiwanya yang beraneka ragam, itu harus dikaitkan dengan lirik.

Dengan perkembangan puisi klasik, tujuannya untuk eksplorasi liris dunia menjadi lebih jelas. Secara terpisah, ditegaskan bahwa dalam puisi itu pengarang selalu berusaha menghubungkan kehidupan dalam satu momen, dengan fokus pada keadaan dunia di sekitarnya. Dalam fungsi fundamental genre lirik ini, puisi bertentangan dengan cerita pendek dan cerita yang ditulis dalam sajak, serta puisi lirik, yang menggambarkan sejumlah besar pengalaman yang saling berhubungan.

Banyak contoh puisi yang bisa Anda temukan dalam karya Pushkin. Genre lirik, yang dikhususkan untuk bagian artikel kami ini, adalah salah satu yang utama dalam karyanya. Sebagai ilustrasi, kita bisa mengutip puisi "Winter Road".

Melalui kabut bergelombang Bulan berjalan, Di padang rumput yang sedih Dia menuangkan cahaya yang menyedihkan Sepanjang musim dingin, jalan yang membosankan, Tiga bulldog berlari, Loncengnya monoton, Kerincingan yang melelahkan Hutan belantara dan salju ... Menujuku Hanya bergaris ayat Datang sendirian... Membosankan, sedih... Besok, Nina, Besok kembali ke kekasihku, aku akan melupakan perapian, aku akan melihat tanpa melihat. Tengah malam tidak akan memisahkan kita. Menyedihkan, Nina: astaga jalannya membosankan, kusirku terdiam, belnya monoton, wajah bulan berkabut.

Sonet

Setelah mempelajari genre utama epik, lirik, dan drama, Anda dapat dengan mudah menjelajahi dunia dan sastra domestik. Genre populer lainnya yang pasti perlu Anda bicarakan di artikel ini adalah soneta.

Tidak seperti kebanyakan genre lirik lainnya, soneta memiliki struktur yang terdefinisi dengan baik. Itu harus terdiri dari 14 baris, yang membentuk dua syair dan dua tercet. Beginilah tampilan soneta klasik, tetapi yang disebut soneta Shakespeare juga populer dalam sastra, yang terdiri dari tiga syair dan satu bait terakhir terakhir. Soneta dalam bentuk ini sangat populer berkat penyair dan penulis drama Inggris William Shakespeare.

Diyakini bahwa dalam soneta pasti ada titik balik emosional dan plot. Seringkali tema mereka dikhususkan untuk cinta.

Di Rusia, soneta juga memiliki popularitas tertentu. Sebagai aturan, mereka ditulis dalam iambik 5 kaki dengan penyimpangan kecil. Yang paling terkenal adalah soneta domestik Heinrich Sapgir, Timur Kibirov, Sergei Kalugin.

Contohnya adalah soneta William Shakespeare, yang terkenal dalam bahasa Rusia dalam terjemahan Boris Pasternak.

Lelah oleh segalanya, aku ingin mati. Kerinduan untuk melihat bagaimana orang miskin bekerja keras, Dan bagaimana orang kaya hidup dengan bercanda, Dan kepercayaan dan jatuh ke dalam kekacauan, Dan melihat bagaimana kelancangan naik ke dunia, Dan kehormatan gadis itu bergulir ke bawah, Dan untuk mengetahui bahwa tidak ada kemajuan untuk kesempurnaan Dan untuk melihat kekuatan kelemahan dalam penawanan, Dan untuk mengingat bahwa pikiran tertutup di mulut, Dan pikiran menghilangkan kebodohan dari penghujatan, Dan keterusterangan dianggap sebagai sederhana, Dan kebaikan melayani kejahatan.

Oh ya

Di antara genre epik, lirik, drama, ada yang serupa yang ditujukan pada realisasi tujuan tertentu. Misalnya, odes diperlukan untuk memuji orang, peristiwa, atau keadaan tertentu. Ada analogi serupa dalam jenis sastra lainnya.

Di Rusia, ode itu pernah sangat populer. Bersamaan dengan itu, ode lahir di Yunani Kuno, dalam sastra Romawi genre lirik ini tersebar berkat Horace. Itu digunakan di Rusia pada abad ke-18. Perwakilan paling cemerlang adalah Gavriil Derzhavin dan Mikhail Lomonosov. Mari kita ambil karya Derzhavin sebagai contoh.

Engkau tidak terbatas dalam ruang, Hidup dalam pergerakan materi, Abadi dalam perjalanan waktu, Tanpa Wajah, dalam tiga wajah Ilahi, Roh ada di mana-mana dan satu, Yang tidak memiliki tempat atau alasan, Yang tidak dapat dipahami oleh siapa pun, Siapa yang mengisi segalanya dengan diri-Nya sendiri, Merangkul, membangun, menyelamatkan, Siapa yang kita sebut - Tuhan! Ukur lautan dalam, Hitung pasir, sinar planet, Meskipun pikiran bisa tinggi, Anda tidak memiliki jumlah dan ukuran! Berani, Dalam Kehebatanmu menghilang, Seperti dalam keabadian saat yang lalu Kekacauan sebelum waktu Dari jurang yang dalam Kau memanggil keabadian Dan keabadian, lahir sebelum usia, Di dalam Dirimu Kau ciptakan Segalanya dengan satu kata, Membentang ke dalam ciptaan baru, Anda dulu, Anda, Anda akan selamanya. Anda mengandung rantai makhluk di dalam Diri Anda, Anda mengandungnya dan hidup; Mereka akan lahir. Seperti pada hari yang kotor dan cerah di musim dingin, Butir embun beku berkilau, Berputar, beriak, bersinar, Jadi bintang-bintang di jurang di bawah Anda. Atau kumpulan gelombang emas yang berputar-putar, Atau membakar eter, Atau semua dunia bercahaya bersama-sama, Sebelum Anda - seperti malam sebelum hari. Seperti setetes air, diturunkan ke laut, Semua cakrawala ini ada di hadapan Anda; - Di lautan udaranya, Dunia berlipat ganda Seratus kali dunia lain, dan kemudian, Ketika saya berani membandingkan dengan Anda, Itu hanya akan menjadi satu titik; Dan saya bukan apa-apa di depan Anda. Tidak ada! - tetapi Anda bersinar dalam diri saya dengan Keagungan kebaikan Anda; Dalam diri saya Anda menggambarkan diri Anda, Seperti matahari dalam setetes air. Tidak ada! - tapi aku merasakan hidup, Semacam ketidakpuasan aku terbang, Selalu pria yang tinggi. - Peringkat alam disiarkan, Hati saya berkata kepada saya, Pikiran saya meyakinkan saya; Anda - dan saya bukan lagi apa-apa! Roh surgawi Dan rantai makhluk yang telah saya ikat semuanya dengan saya. Saya adalah mata rantai dunia yang ada di mana-mana, saya adalah tingkat materi yang ekstrim, saya adalah fokus yang hidup, Garis awal Dewa. Saya membusuk dalam debu dengan tubuh saya, saya memerintahkan guntur dengan pikiran saya; saya adalah dewa! - Tapi menjadi begitu indah, Dari mana saya berasal? - Tidak diketahui; Tapi aku tidak bisa menjadi diriku sendiri. Aku adalah ciptaanmu, Sang Pencipta, aku adalah ciptaan kebijaksanaanmu, Sumber kehidupan, Pemberi yang Baik, Jiwa jiwaku dan Raja! Kebenaranmu membutuhkannya, Sehingga keberadaanku yang abadi akan melewati jurang fana; Sehingga rohku akan mengenakan dirinya dalam kefanaan, Dan agar melalui kematian aku akan kembali, Ayah! ke dalam keabadianMu Tak dapat dijelaskan, tak dapat dipahami Aku tahu bahwa jiwaku tak berdaya dalam Imajinasi Dan untuk menggambar bayanganMu.

Percintaan

Dalam genre lirik, karya-karya yang ditulis dalam bentuk roman menempati tempat khusus. Bagaimanapun, ini adalah genre khusus yang berada di persimpangan sastra dan musik. Biasanya, ini adalah puisi pendek yang diiringi musik.

Roman rumah tangga terutama terbentuk pada awal abad ke-19. Romantisme yang populer saat itu berpengaruh besar padanya. Perwakilan paling terkenal dari genre ini adalah Varlamov, Alyabyev, Gurilev. Dalam banyak roman Rusia, Anda dapat menemukan motif gipsi, sehingga beberapa subgenre pun terbentuk. Misalnya romansa yang kejam atau salon.

Pada awal abad ke-20, apa yang disebut zaman keemasan romansa Rusia datang, ketika Vertinsky, Vyaltsev, Plevitskaya mengatur nadanya, selama era Soviet genre ini tidak kehilangan popularitasnya.

Contohnya adalah novel klasik karya Vertinsky.

Aku punya bidadari, Terluka di siang bolong Segala sesuatu yang pernah kutertawakan, Semuanya sekarang menyenangkanku melahirkan, aku menentangnya. Popok akan dimulai ... Mengapa mempersulit hidupmu? Tapi gadis-gadis itu naik ke hatiku, Seperti anak kucing di tempat tidur orang lain! Dan sekarang dengan makna dan tujuan baru, aku, seperti burung, membangun sarangku Dan terkadang di atas buaian mereka aku bernyanyi untuk diriku sendiri karena terkejut: - Putri, putri , Putriku! Dimana kamu, malam kecilku, Dimana kamu burung bulbul? .. Banyak matahari dan cahaya Rusia Akan ada dalam kehidupan putriku, Dan apa yang paling penting adalah Bahwa mereka akan memiliki tanah air!Akan ada rumah. Akan ada banyak mainan. Kami akan menggantung bintang di pohon Natal. muda, seperti mereka! Dan aku akan meminta Tuhan yang baik, Untuk memperpanjang hari-hariku yang penuh dosa. Anak perempuan akan tumbuh, anak perempuanku ... Mereka akan memiliki burung bulbul, akan ada burung bulbul!

Puisi

Dalam genre lirik, kita tidak akan bisa menemukan sebuah novel, tetapi sebuah puisi dapat dianggap sebagai analoginya yang lengkap. Ini adalah karya yang agak besar, yang bersifat liris-epik, yang membuatnya menonjol di antara karya serupa lainnya.

Sebagai aturan, itu milik penulis tertentu, tidak hanya puitis, tetapi juga bentuk naratif. Kritikus sastra membedakan puisi romantis, heroik, satir, dan kritis.

Sepanjang sejarah sastra, genre ini telah mengalami banyak perubahan. Misalnya, jika berabad-abad yang lalu puisi itu adalah karya epik yang eksklusif, sebagai contoh kita dapat mengutip Iliad karya Homer, maka pada abad ke-20 telah muncul sampel contoh lirik eksklusif dari genre ini, termasuk "Puisi tanpa Pahlawan" karya Anna Akhmatova. ".

Menariknya, karya prosa terkadang disebut demikian. Misalnya, "Moscow - Petushki" oleh Venedikt Erofeev, "Dead Souls" oleh Nikolai Gogol, "Puisi Pedagogis" oleh Anton Makarenko.

Contohnya adalah kutipan dari "Puisi tanpa Pahlawan" karya Anna Akhmatova.

Saya menyalakan lilin yang berharga Dan bersama dengan orang yang tidak datang kepada saya, saya bertemu tahun keempat puluh satu, Tetapi kekuatan Tuhan menyertai kita, Nyala api tenggelam dalam kristal Dan anggur terbakar seperti racun ... Ini adalah semburan percakapan yang mengerikan, Ketika semua delirium dibangkitkan, Dan jam masih belum berdentang .. Tidak ada ukuran kecemasan saya, saya, seperti bayangan, berdiri di ambang pintu Saya menjaga kenyamanan terakhir. Dan saya mendengar bel yang berlama-lama , Dan saya merasakan dingin yang basah Salah: Doge's Venice Dekat. Tapi topeng di lorong Dan jubah, dan tongkat, dan mahkota Anda harus pergi hari ini. Saya memutuskan untuk memuliakan Anda hari ini, tomboi Tahun Baru. Faust ini, Don Juan itu ...

Elegi

Menggambarkan genre mana dalam lirik yang paling pantas mendapat perhatian, perlu diceritakan tentang elegi. Ini adalah semacam hasil emosional dari refleksi filosofis yang mendalam, yang dikemas dalam bentuk puitis. Sebagai aturan, dalam elegi, penulis mencoba memahami masalah kehidupan yang kompleks.

Elegi berasal dari puisi Yunani kuno. Saat itu, itulah nama puisi yang ditulis dalam bait dengan ukuran tertentu, tanpa memberi makna lebih pada konsep tersebut.

Bagi penyair Yunani, elegi bisa menuduh, filosofis, sedih, politis, dan militan. Di antara orang Romawi, elegi terutama dikhususkan untuk cinta, sedangkan karya menjadi lebih bebas.

Zhukovsky melakukan upaya pertama yang berhasil untuk menulis elegi dalam sastra Rusia. Sebelumnya, ada upaya untuk menulis dalam genre ini oleh Fonvizin, Ablesimov, Bogdanovich, Naryshkin.

Era baru dalam puisi Rusia diletakkan oleh terjemahan Zhukovsky tentang keanggunan Gray yang disebut "Pemakaman Pedesaan". Setelah itu, genre tersebut akhirnya melampaui kerangka retoris, yang menunjukkan bahwa yang utama adalah daya tarik keintiman, ketulusan dan kedalaman. Perubahan seperti itu terlihat jelas dalam metode syair baru, yang digunakan oleh Zhukovsky dan penyair generasi berikutnya.

Pada abad ke-19, menjadi populer untuk menyebut karya mereka elegi, seperti yang sering dilakukan Baratynsky, Batyushkov, Yazykov. Seiring waktu, tradisi ini menjadi sia-sia, tetapi nada elegi tetap ada dalam karya banyak penyair tidak hanya di abad ke-19, tetapi juga di abad ke-20.

Sebagai contoh klasik, akan benar untuk mempertimbangkan kutipan dari "Pemakaman Pedesaan" yang diterjemahkan oleh Zhukovsky.

Hari sudah menjadi pucat, bersembunyi di balik gunung; Kawanan yang ribut berkerumun di atas sungai; Seorang petani yang lelah dengan langkah lambat Berjalan, berpikir, ke gubuknya yang tenang, Dalam senja berkabut, lingkungan itu menghilang ... Keheningan ada di mana-mana; di mana-mana mimpi mati; Hanya kadang-kadang, berdengung, kumbang malam berkedip, Hanya dering tanduk yang tumpul terdengar di kejauhan. Hanya burung hantu liar, bersembunyi di bawah kubah kuno menara Itu, meratap, mendengarkan bulan, Di kedamaian yang telah mengganggu kedatangan tengah malam dari kekuasaannya yang sunyi.

Kidung

Balada adalah genre lirik terkenal yang sering dirujuk oleh penyair Romantis pada abad ke-18 dan ke-19. Dia datang ke Rusia bersamaan dengan popularitas romantisme dalam sastra.

Balada Rusia pertama, yang juga orisinal baik isi maupun bentuknya, adalah karya Gavriil Kamenev berjudul "Badai Petir". Tetapi perwakilan paling terkenal dari genre ini adalah Vasily Zhukovsky, yang bahkan mendapat julukan "pemain balada" dari orang-orang sezamannya.

Pada 1808, Zhukovsky menulis "Lyudmila", yang membuat kesan kuat pada orang lain, kemudian menerjemahkan balada terbaik penyair romantis Eropa, di bawah pengaruh genre yang menembus ke Rusia. Ini, pertama-tama, Goethe, Schiller, Scott. Pada tahun 1813, balada Zhukovsky yang terkenal "Svetlana" diterbitkan, yang masih dianggap oleh banyak kritikus sastra sebagai karya terbaiknya.

Pushkin juga menulis balada, khususnya, banyak peneliti mengaitkan "Song of the Prophetic Oleg" -nya dengan genre ini. Untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang genre orisinal ini, mari kita ambil kutipan dari "Svetlana" karya Zhukovsky sebagai contoh.

Suatu ketika pada malam Epiphany, gadis-gadis itu bertanya-tanya: Keluar dari gerbang dengan sepatu, Melepasnya dari kaki mereka, melempar; Menyiangi salju; di bawah jendela Mendengarkan; mereka memberi makan menghitung biji-bijian ke ayam; Mereka menenggelamkan lilin yang cerah; Mereka meletakkan cincin emas di mangkuk berisi air murni, anting-anting zamrud; Mereka membentangkan gaun putih Dan menyanyikan lagu-lagu yang selaras di atas mangkuk.

Novel dalam sajak

Novel dalam sajak adalah genre yang membeku di persimpangan puisi dan prosa. Ini secara organik menggabungkan komposisi, sistem karakter, kronotop, dalam variasi pengarang, analogi dimungkinkan antara epik puitis dan novel dalam syair itu sendiri.

Pembentukan genre ini terjadi ketika genre puisi akhirnya terbentuk. Sebuah novel dalam syair, sebagai suatu peraturan, adalah karya yang lebih banyak yang menempatkan dirinya pada tugas yang lebih global. Pada saat yang sama, batas antara genre ini sampai batas tertentu tetap bersyarat.

Di Rusia, novel paling terkenal dalam syair adalah karya Pushkin "Eugene Onegin", kutipan darinya dan kami akan berikan sebagai contoh. Banyak kritikus percaya bahwa justru pada contoh "ensiklopedia kehidupan Rusia" inilah orang dapat dengan jelas melihat bagaimana sebuah novel dalam sajak berbeda dari sebuah puisi. Secara khusus, yang pertama dapat diamati perkembangan karakter karakter dan latar analitis, yang tidak ditemukan di kebanyakan puisi.

Paman saya aturan yang paling jujur, Ketika dia jatuh sakit parah, Dia memaksa dirinya untuk menghormati Dan tidak bisa menemukan yang lebih baik. , Untuk memperbaiki bantalnya, Sedih membawa obat, Mendesah dan berpikir: Ketika iblis membawamu!

Epigram

Epigram adalah genre liris yang pernah sangat populer, meski banyak yang tidak lagi mengaitkannya dengan sastra, melainkan dengan jurnalisme dan jurnalisme. Bagaimanapun, ini adalah pekerjaan yang sangat kecil di mana setiap fenomena sosial atau orang tertentu diejek.

Dalam puisi Rusia, epigram terkenal mulai ditulis oleh Antioch Kantemir. Genre ini populer di kalangan penyair abad ke-18 (Lomonosov, Trediakovsky). Pada masa Pushkin dan Zhukovsky, genre itu sendiri agak diubah, berubah lebih menjadi sindiran karakter salon, mirip dengan puisi album.

Contoh epigram adalah salah satu karya Zhukovsky.

BUKU BARU "Teman, mengapa kamu duduk?" - "Penjahat itu menaruh mahkota padaku!" - "Yah! Saya tidak melihat kejahatan dalam hal ini!" - "Oh, sulit!" Vasily Zhukovsky

Pantun jenaka

Mari selesaikan ulasan kita tentang genre lirik utama dengan pantun jenaka yang agak sembrono. Itu muncul di Inggris, memiliki bentuk yang jelas dan konten tertentu.

Kirim karya bagus Anda di basis pengetahuan itu sederhana. Gunakan formulir di bawah ini

Pelajar, mahasiswa pascasarjana, ilmuwan muda yang menggunakan basis pengetahuan dalam studi dan pekerjaan mereka akan sangat berterima kasih kepada Anda.

Dihosting di http://www.allbest.ru/

Perkenalan

1. Lirik sebagai genre sastra

Kesimpulan

Bibliografi

Perkenalan

Pembagian puisi menjadi tiga jenis utama adalah tradisional dalam teori sastra. Epos, puisi liris, dan drama tampaknya menjadi bentuk utama dari semua kreativitas puitis. Di mana di bawah epik tentu puisi yang secara objektif menceritakan tentang fakta dan fenomena; di bawah drama- karya yang membutuhkan penampilan panggung, tetapi terutama dicirikan oleh fakta bahwa setiap karakter, yang mengekspresikan keyakinan, perasaannya, berjuang untuk tujuannya, digabungkan dengan karakter lain menjadi suatu kesatuan yang objektif.

Lirik- ini adalah puisi yang objeknya adalah pengalaman pribadi atau kolektif seseorang dalam bentuk perasaan yang diungkapkan secara langsung.

Barangohmgambar dalam lirik- adalah kesan, pengalaman, pemikiran penulis tentang dunia yang luas, beragam, dan misterius. Perasaan disampaikan oleh penyair bukan sebagai sesuatu yang membeku - mereka berkembang, berubah, berpindah satu sama lain. Dalam liriknya, plotnya praktis tidak ada atau diekspresikan dengan lemah, tetapi ada konflik dan komposisi, dan detail artistik berfungsi untuk mengungkapkan dunia batin pahlawan liris, pikiran, perasaan, keinginannya. Oleh karena itu, dunia yang digambarkan dalam lirik memiliki tingkat konvensionalitas yang tinggi.

Objek utama pengetahuan artistik di lirik- ini adalah karakter dari "pembawa ucapan" itu sendiri, pertama-tama, dunia batinnya, emosinya. Berbeda dengan karya epik, saat membaca yang memungkinkan untuk membandingkan berbagai sudut pandang tentang apa yang terjadi, dalam lirik kami mempercayai pengarangnya, menerima perasaannya, perasaannya sebagai satu-satunya kemungkinan dalam situasi yang dia gambarkan.

Pahlawan dari karya puisi puitis disebut liris. Pahlawan liris tidak hanya terikat oleh ikatan yang erat dengan pengarangnya, dengan pandangan dunianya, pengalaman spiritual dan biografisnya, sikap mentalnya, perilaku tutur katanya, tetapi ternyata (hampir dalam banyak kasus) tidak dapat dibedakan darinya. Lirik dalam "array" utamanya bersifat otopsikologis.

Dunia batin pahlawan liris diciptakan dengan cara artistik khusus: organisasi puitis ucapan, ukuran ayat dan konstruksi kalimat individu, ritme musik, perluasan makna leksikal kata-kata karena lingkungan bahasa yang tidak biasa, koneksi baru. Pahlawan liris tidak hanya mengungkapkan pengalaman pribadi penyair, tetapi, seperti gambar apa pun, mengandung generalisasi.

Plotnya, seperti yang dipahami dalam epik (perkembangan peristiwa) dalam liriknya, ternyata tidak. Terkadang mereka berbicara tentang plot liris, yang berarti perkembangan perasaan pahlawan puisi itu. Sangat sering, fenomena eksternal yang mendorong penyair untuk mengambil pena tidak signifikan, tetapi mereka membangkitkan banyak perasaan, pikiran, asosiasi, yang menjadi subjek gambar. Jadi dalam puisi I.A. Bunin "Mengapa kamu sedih, langit malam ..." sang pahlawan berada di tepi pantai dan menyaksikan bagaimana "matahari terbenam memudar". Langit malam dan laut adalah lawan bicara yang hening dari sang pahlawan. Dia berpikir tentang dunia secara keseluruhan, tentang kefanaan waktu, kerapuhan hidup manusia:

Mengapa kamu sedih, langit malam?

Apakah karena aku merasa kasihan pada bumi,

Bahwa laut tanpa batas berwarna biru berkabut,

Dan matahari bersembunyi di kejauhan?

Kenapa kamu cantik, langit malam?

Apakah karena bumi itu jauh,

Bahwa dengan kesedihan perpisahan matahari terbenam memudar

Di layar kapal yang miring

Dan ombak malam bergemerisik dengan suara pelan

Dan mereka menidurkan dengan lagu mereka

Kesepian hati dan pikiran sedih

Di hamparan lautan yang tak terbatas?

Liriknya menggambarkan keadaan seseorang dan dunia di sekitarnya melalui prisma jiwa seorang pahlawan liris.

1. Fitur lirik

Kesegeraan dan keterusterangan ekspresi diri adalah salah satu sifat lirik yang paling penting. "Dia (seorang penyair liris," tulis Hegel, "dapat mencari inspirasi untuk kreativitas dan konten di dalam dirinya sendiri, berkutat pada situasi internal, kondisi, pengalaman, dan hasrat hati dan jiwanya. Di sini orang itu sendiri dalam kehidupan batin subjektifnya menjadi sebuah karya seni, sementara penyair epik dilayani oleh pahlawan yang berbeda, eksploitasi dan insiden yang terjadi padanya. Pikiran serupa diungkapkan kemudian. Liriknya, kata penyair Jerman I. Becher, adalah orang yang mengekspresikan dirinya. Dia sendiri adalah "pahlawan" dari liriknya.

Dalam kreativitas liris, "objek" dan "subjek" dari citra artistik saling berdekatan dan dalam banyak kasus tampak menyatu: keduanya adalah dunia batin pengarang. Pengetahuan hidup di sini muncul, pertama-tama, sebagai pengetahuan diri. Inilah salah satu alasan pesona khusus dari liriknya. Pembaca masuk ke dalam kontak spiritual yang erat dengan penyair, yang tidak mungkin dengan persepsi karya epik atau drama.

Ekspresi diri dalam lirik sangat berbeda dengan ekspresi pikiran seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Penyair liris mewujudkan jauh dari semua yang dialami dalam puisi. Emosi paling signifikan jatuh ke dalam lingkup pekerjaannya. Lirik tidak hanya mereproduksi perasaan penyair, tetapi sebagian besar mengaktifkannya, memuliakan, menciptakan kembali. Oleh karena itu, pengalaman liris memperoleh intensitas dan kekayaan khusus. Emosi yang ditangkap dalam lirik memiliki kapasitas yang tidak biasa. Mereka ternyata dekat dan selaras dengan banyak orang.

Banyak karya liris yang merupakan curahan jiwa secara langsung: penyair merefleksikan perasaannya sendiri, seolah-olah membenamkan pembaca ke dunia batinnya. Ini adalah lirik perasaan ("Di perbukitan Georgia terletak kegelapan malam ..." A.S. Pushkin, "Kemarin saya menatap mata saya ..." M. Tsvetaeva, "Saya tidak menyesal, saya tidak 'jangan panggil, aku tidak menangis..." C .Yesenin). Pernyataan liris dapat menjadi penalaran pada masalah umum. Ini adalah lirik pemikiran yang membahas beberapa masalah keberadaan - sosial, politik, filosofis, moral, estetika, artistik. Ini menjadi sangat penting pada abad kesembilan belas. "Penyair lirik di zaman kita," tulis Belinsky, "lebih ... bertanya dan mengeksplorasi daripada berseru secara tidak sadar ... Pikiran adalah subjek dari inspirasinya"

Ada juga bentuk kreativitas liris deskriptif dan naratif. Lirik deskriptif menciptakan kembali hal-hal di sekitar orang, sifat dari ciri-ciri luar seseorang, penampilan batinnya. Puisi naratif biasanya merupakan cerita singkat tentang beberapa fakta, peristiwa.

Dalam beberapa puisi, curahan jiwa, penalaran, deskripsi, dan narasi langsung membentuk satu kesatuan yang tak terpisahkan. Ini khususnya ciri puisi abad kedua puluh, dimulai dengan Blok.

Pidato sebuah karya liris bersifat ekspresif. Ini dimanifestasikan dalam pilihan kata, dan dalam konstruksi sintaksis, dan dalam alegori, dan dalam konstruksi teks fonetik-ritmis. "Efek semantik-fonetik" mengemuka dalam lirik dalam hubungannya yang tak terpisahkan dengan ritme, sebagai aturan, tegang dan dinamis. Pada saat yang sama, karya liris dalam sebagian besar kasus memiliki bentuk puitis, sedangkan epik dan drama sebagian besar berubah menjadi prosa. Lirik dalam prosa jarang.

Ungkapan tuturan dalam jenis puisi liris sering kali dibawa seolah-olah sampai batas maksimal. Sejumlah alegori yang berani dan tak terduga, kombinasi intonasi dan ritme yang begitu fleksibel dan kaya, pengulangan dan kesamaan suara yang menyentuh hati dan mengesankan, yang dengan sukarela digunakan oleh penyair lirik, tidak dikenal baik oleh ucapan "biasa", maupun oleh pernyataannya. pahlawan dalam epik dan drama, atau prosa naratif, bahkan epik sajak.

Elemen terpenting dari komposisi sebuah karya liris adalah akhirnya - yaitu pelepasan ketegangan emosional yang meningkat, kesimpulan dari refleksi, generalisasi kasus tertentu.

Konsep komposisi ayat mencakup banyak komponen. Ini adalah ukuran puitis, panjang ayat, ada tidaknya transfer puitis, bait, sajak, metode berima. Ini adalah organisasi ucapan intonasional-ritmis, sintaks ayat tertentu (pengulangan, pengulangan, anafora, dll.), dan instrumentasi suara ayat.

Tatanan intonasi-ritmis yang ketat dari karya-karya liris membuktikan hubungannya dengan musik. Awalnya, lirik dan musik terkait erat: karya liris dinyanyikan, teks verbal diiringi melodi.

2. Sejarah asal usul lirik

Lirik- salah satu genre sastra tertua yang muncul di Yunani kuno berabad-abad yang lalu. Istilah ini berasal dari kata Yunani "lyricos", yang berarti "dilakukan dengan kecapi" atau "bernyanyi untuk kecapi". Orang Yunani menyebut kata ini sama sekali bukan puisi, tapi lagu yang dinyanyikan dengan kecapi.

Munculnya karya-karya bergenre liris dikaitkan dengan abad ke 7-6. SM. dan disebabkan, pertama-tama, oleh perubahan signifikan yang terjadi dalam kehidupan sebagian besar komunitas Yunani. Sehubungan dengan perjuangan ideologis, kontradiksi antara kolektif dan individu semakin intensif. Merekalah yang menyebabkan munculnya genre yang memberikan kesempatan untuk ekspresi diri individu. Lirik memberi kesempatan seperti itu kepada penulis Yunani kuno.

Lirik Yunani biasanya dibagi menjadi tiga genre: elegi, iambik, dan melika (lirik lagu). Tidak semua genre ini dibawakan dengan suara kecapi: untuk elegi dan iamb, iringan musik tidak diperlukan; terkadang iambs diiringi dengan suara seruling, dan meliches dapat dimainkan dengan suara kecapi dan seruling.

Liriknya sebagian besar didasarkan pada lagu cerita rakyat kultus dan ritual. Untuk setiap jenis lirik, serta untuk genre puisi Yunani apa pun, ukuran puitis tertentu ditetapkan; hanya penyair meli yang bisa menggunakan meteran yang berbeda bahkan di dalam bait yang sama.

Elegi, pada umumnya, adalah puisi dengan konten instruktif, yang tidak memiliki karakter sedih yang wajib di Yunani. Sebuah elegi dapat dengan mudah berisi refleksi tentang berbagai topik: elegi militer, politik, dan cinta. Seperti semua jenis lirik Yunani Kuno lainnya, keanggunan sebagian besar penyair pada masa itu telah dilestarikan dalam fragmen-fragmen kecil. Bagian yang kurang lebih terkait telah sampai kepada kita dari penyair seperti Tirteus (elegi militer), Mimnermus (elegi cinta), Solon (elegi politik). Cinta dalam karya sebagian besar penyair lirik Yunani kuno digambarkan sebagai perasaan yang ringan, tidak menyiratkan keterikatan yang mendalam pada objeknya, atau rasa hormat terhadapnya, sensualitas berlaku di dalamnya.

Genre lirik kedua, iambik, pada dasarnya berbeda dengan elegi, yang pada dasarnya bersifat instruktif, mengandung daya tarik patriotik atau refleksi lain dari pengarangnya. Yambs adalah ayat-ayat di mana pengarangnya menggoda, menuduh, menegur seseorang. Yambografi adalah salah satu jenis puisi Yunani kuno tertua yang terkait dengan kultus dewi kesuburan Demeter. Liburan kesuburan ditandai dengan pesta pora, pertengkaran, bahasa kotor, nyanyian yang mengejek, lagu-lagu yang menuduh.

Fitur utama dari genre liris ketiga, meliks, hubungannya dengan musik pengiring, yang terlihat lebih cerah dari elegi dan iamb. Namun lambat laun melika kehilangan hubungan organiknya dengan musik dan menjadi genre sastra murni. Perbedaan utamanya dari iamb dan elegi, di mana syair atau bait dengan ukuran yang sama berganti-ganti, adalah bahwa puisi meli dibangun terutama di atas pergantian bait yang kompleks dan berbagai ukuran. Puisi melic di Yunani kuno biasanya dibagi menjadi solo (monodik) dan paduan suara. Melika paduan suara memiliki hubungan yang sangat dekat dengan kultus. Dia melayani tim, komunitas, kota mana pun pada acara-acara khusyuk, oleh karena itu dia dibedakan oleh gaya yang subur dan ceria. Lirik paduan suara termasuk himne untuk para dewa, encomia (himne untuk menghormati orang tertentu), epinicia - lagu yang memuliakan para pemenang olahraga. Lirik paduan suara mencapai puncaknya di Sparta, di mana seluruh hidup seseorang dikhususkan untuk pemenuhan tugas patriotik. Penyair Pindar (abad VI-V SM) berfungsi sebagai moralitas keras yang membanggakan dari Spartan.

Lirik, yang muncul ribuan tahun yang lalu, telah bertahan berabad-abad, melewati semua zaman dan terus hidup dan berkembang. Tidak diragukan lagi, bentuknya telah berulang kali berubah dan akan berubah. Tapi, apa pun yang ditulis penyair, isinya tetap dan tidak akan berubah. Dalam sastra jenis ini, suara pengarang akan selalu terdengar dengan baik, menyampaikan perasaan dan pemikirannya dalam karya-karyanya.

3. Ciri-ciri genre liris

Genre- konsepnya cukup luas, dalam kreativitas artistik, penulis mana pun berpikir dalam kategori genre. Dalam arti, genre adalah bingkai yang memuat pengalaman hidup pengarang. Tetapi bingkai tidak hanya menentukan volume teks, tetapi juga cara mengaturnya.

Menurut klasifikasi kuno, lirik dapat dibagi menjadi: soneta, petikan, sindiran, epigram dan prasasti, dithyramb (simpati untuk satu orang), pesan (sapaan kepada seseorang dalam bentuk surat).

Soneta adalah salah satu bentuk puisi Renaisans. Genre dramatis yang struktur dan komposisinya disatukan dalam arti, seperti perjuangan yang berlawanan. Soneta, genre favorit William Shakespeare, memiliki bentuk kanonik puisi yang terdiri dari 14 baris. Pada gilirannya, soneta dibagi menjadi bahasa Italia dan Inggris. Soneta Italia terdiri dari dua syair (syair yang terkait dengan gagasan tentang bagian penyusun dunia: bumi, air, udara, api) dan dua syair tiga. Soneta bahasa Inggris terdiri dari tiga syair dan satu bait. Jadi struktur adalah perbedaan utama antara soneta Inggris dan Italia.

Kutipan adalah penggalan karya atau puisi konten filosofis yang sengaja tidak lengkap.

Satire, sebagai genre, adalah karya liris-epik yang dirancang untuk mengolok-olok fenomena realitas atau kejahatan sosial apa pun, pada dasarnya itu adalah kritik jahat terhadap kehidupan publik.

Epigram adalah karya satir pendek. Genre ini sangat populer di kalangan orang-orang sezaman Pushkin, ketika epigram jahat berfungsi sebagai senjata balas dendam terhadap penulis saingan, kemudian Mayakovsky menghidupkan kembali epigram tersebut.

Nisan adalah prasasti batu nisan yang didedikasikan untuk almarhum, seringkali prasasti ditulis dalam bentuk puisi.

Pembagian ini berlangsung lama, tetapi sekitar pertengahan abad ke-19 dan setelahnya, genre liris dalam bentuk besar mulai bermunculan, misalnya puisi lirik ("Leaves of Grass" karya Whitman, Block "The Nightingale Garden") . Mereka mengubah lagu liris pendek - elegi (Zhukovsky, Lermontov, Beranger). Genre semacam itu terkait dengan genre balada ("Lyudmila" dan "Svetlana" oleh V. Zhukovsky, "Knight for an Hour" oleh N. Nekrasov). Beberapa genre liris disebut romansa karena aransemen musiknya.

Balada adalah genre puisi lirik, yang mencakup karya dengan komponen naratif. Itu berkembang dari lagu-lagu tarian rakyat dengan konten cinta, yang umum di antara orang-orang Romawi selatan, awalnya di Provence, dan kemudian di Italia. Sejak sekitar abad ke-12, puisi liris kecil disebut balada, terdiri dari tiga atau empat bait, lebih sering delapan, sepuluh atau dua belas bait, diselingi dengan paduan suara (refrain), dan biasanya berisi keluhan cinta. Awalnya, karya semacam itu dinyanyikan untuk mengiringi tarian.

Di Italia, di antara banyak balada lainnya, Petrarch dan Dante juga menggubah. Bentuk puisi epik pendek ini disukai oleh para penyanyi Provençal. Di bawah Charles V, balada juga mulai digunakan di Prancis utara. Di bawah Charles VI, Alain Chartier dan Duke Charles of Orleans menjadi terkenal karena menulis balada.

Genre liris-epik dari sebuah karya sastra dan artistik menggabungkan ciri-ciri puisi epik dan liris: narasi plot peristiwa digabungkan di dalamnya dengan pernyataan meditatif emosional dari narator, menciptakan citra liris "Aku". Keterkaitan antara kedua prinsip tersebut dapat berperan sebagai kesatuan tema (revolusi adalah tema narasi epik dalam "Bagus!" karya V.V. Mayakovsky), sebagai motivasi psikologis (komentar liris dalam konsep artistik A.T. (tema liris dalam karya Pushkin " Eugene Onegin" memperkenalkan semangat kebebasan spiritual ke dalam suasana batin novel, di mana karakternya adalah "budak" kehormatan, hasrat, takdir). Secara komposisi, sambungan ini sering dibuat dalam bentuk penyimpangan lirik. Masa kejayaan genre liris-epik terjadi dalam literatur sentimentalisme dan romantisme, ketika minat pada kepribadian narator meningkat dan kanon genre-generik digulingkan. Yang paling khas dari genre lirik-epik pada abad 19-20. adalah genre puisi.

Puisi adalah karya dalam sajak ("Ruslan dan Lyudmila" oleh A.S. Pushkin, "Mtsyri" oleh M.Yu. Lermontov, "Vasily Terkin" oleh A.T. Tvardovsky), yang menempati posisi tengah antara epik dan lirik. Dalam puisi liris-epik, plot peristiwa yang sering terungkap dalam pengembaraan muncul sebagai hasil dari pengalaman pengarang. Sebuah puisi juga disebut epik kuno dan abad pertengahan, tanpa nama dan milik penulis. Ada banyak jenis genre puisi: heroik, didaktik, satir, olok-olok, termasuk komik ironis, puisi dengan plot romantis, liris-dramatis. Untuk waktu yang lama, cabang utama dari genre ini dianggap sebagai puisi dengan tema sejarah nasional atau sejarah dunia (agama) ("Aeneid" oleh Virgil, "The Divine Comedy" oleh Dante, "Paradise Lost" oleh J. Milton, dll). Pada saat yang sama, cabang yang sangat berpengaruh dalam sejarah genre adalah puisi dengan ciri-ciri romantis dari plot, yang terkait dengan satu derajat atau lainnya dengan tradisi novel abad pertengahan, kebanyakan kesatria. Lambat laun, masalah pribadi, moral dan filosofis mengemuka dalam puisi, elemen liris dan dramatis diperkuat, tradisi cerita rakyat ditemukan dan dikuasai - ciri-ciri yang sudah menjadi ciri khas puisi pra-romantis ("Faust" oleh J. W. Goethe, puisi oleh W. Scott). Masa kejayaan genre terjadi di era romantisme, ketika penyair terhebat dari berbagai negara beralih ke penciptaan puisi. "Puncak" dalam evolusi genre puisi romantis, karya memperoleh karakter sosio-filosofis atau simbolis-filosofis ("The Bronze Horseman" oleh A. S. Pushkin, "The Demon" oleh M. Yu. Lermontov, "Germany, a Winter Tale " oleh G.Heine). Di paruh kedua abad XIX. penurunan genre terlihat jelas, yang tidak mengesampingkan munculnya karya individu yang luar biasa ("The Song of Hiawatha" oleh G. Longfellow). Dalam puisi N. A. Nekrasov ("Red Nose Frost", "Who Lives Well in Rus'"), kecenderungan genre yang menjadi ciri perkembangan puisi dalam sastra realistik (sintesis prinsip moralistik dan heroik) dimanifestasikan. Dalam puisi abad ke-20 pengalaman spiritual berkorelasi dengan pergolakan sejarah yang hebat, mereka diilhami seolah-olah dari dalam ("Cloud in Pants" oleh V. V. Mayakovsky, "The Twelve" oleh A. A. Blok, "First Date" oleh A. Bely).

Sehubungan dengan karya prosa bergenre lirik-epik, istilah "prosa liris" lebih sering digunakan, secara luas diwakili oleh karya otobiografi modern, esai, esai, buku harian perjalanan (A. Saint-Exupery, M. M. Prishvin, K. G. Paustovsky ).

Genre lirik-dramatis adalah genre bentuk campuran yang menggabungkan ciri-ciri penggambaran realitas yang melekat pada lirik dan drama. Misalnya: A.P. Chekhov "Kebun Ceri".

Kesimpulan

Lirik lebih dekat dengan alam daripada jenis puisi lainnya. V. Hugo percaya bahwa sastra dimulai dengan lirik dan mengungkapkan kekaguman akan alam semesta dalam himne, syair, dan, di atas segalanya, dalam mazmur. Penemuan terbaru dari monumen kuno juga berbicara untuk membela prioritas lirik.

Awal liris memanifestasikan dirinya tidak hanya dalam puisi, tetapi juga dalam prosa. Perhatian harus diberikan pada penggunaan terus-menerus dalam teks yang dikutip dari kata "penyair", "puisi" di mana, dengan cara modern, orang harus mengatakan "penulis", "sastra". Pushkin berseru: "Dan di beberapa tempat, puisi yang luar biasa!" - tentang "Malam Hari di Peternakan dekat Dikanka". Dan apa yang disebut Gogol sebagai puisi "Jiwa Mati" - dari sudut pandang formal - novel prosa. Semua ini, jika diamati lebih dekat, tidak bertentangan dengan teori tiga genera sastra. Anda hanya perlu tahu cara menggunakannya secara kreatif. Rasio permulaan epik, liris, dan dramatis dalam karya seorang penulis tertentu dan dalam pencarian artistik yang melekat pada era tertentu, generasi tertentu, adalah subjek yang menarik, menjelajahinya, seseorang tidak hanya dapat mempelajari sejarah dan perspektif, tapi, mungkin, inti dari seni verbal.

L.Ya Ginzburg, dalam monografnya tentang lirik sebagai sejenis sastra, berusaha untuk mengkarakterisasi cara berpikir liris secara spesifik. Dalam karyanya, peneliti menunjukkan bahwa puisi liris adalah "jenis sastra yang paling subyektif", bahwa "itu, tidak seperti yang lain, berjuang untuk yang umum, untuk menggambarkan kehidupan mental sebagai universal." Di sini Ginzburg mencatat: "Pada intinya, lirik adalah percakapan tentang signifikan, tinggi, indah (terkadang dalam refraksi ironis yang kontradiktif), semacam eksposisi cita-cita dan nilai-nilai kehidupan seseorang."

Keunikan puisi lirik sebagai salah satu jenis fiksi terletak pada isinya yang sangat umum dan abstrak, sedangkan makna holistik dari karya tersebut unik dan konkret. Tetapi tanpa memahami kebermaknaan bentuk secara umum ini (misalnya, isi "lirik pada umumnya"; puisi lirik dari zaman tertentu - dan lirik setiap zaman memiliki kepastian formalnya sendiri - secara umum; lirik dari kelompok tertentu penyair pada umumnya; akhirnya, penyair tertentu pada umumnya) kita tidak akan dapat memahami dan konten spesifik dari karya unik ini. Tanpa pengetahuan tentang ciri-ciri lirik yang umum, spesifik dan spesifik, tidak ada cara untuk mempelajari lirik secara kompeten di sekolah. Persepsi sebuah karya, pertama-tama, dimulai dengan asimilasi jenis karya, genre, gaya, ukurannya, dan baru kemudian membuka jalan untuk memahami makna liris yang spesifik dan tidak dapat dipahami. Ketidaktahuan tentang ciri-ciri lirik sebagai salah satu jenis sastra artistik dapat menyebabkan pendekatan dan studi karya yang salah, interpretasi yang salah tentang makna yang ditanamkan oleh penyair dalam karya tersebut.

Bibliografi

lirik elegi iambik melika

1. Ginzburg L.Ya. "Tentang lirik" M.: "Intrada", 1997;

2. Esin A.B., Ladygin M.B. "Buku Pegangan Anak Sekolah. Sastra" M.: Penerbit "Drofa", 1997;

3. Pospelov G. N., Nikolaev P. A. dkk "Pengantar Kritik Sastra" M.: Sekolah Tinggi, 1993;

4. Tomashevsky B.V. "Teori sastra. Puisi" M .: Aspect-Press, 1996;

5. Khalizev V.E. "Teori Sastra" M.: Sekolah Tinggi, 1999

Dihosting di Allbest.ru

Dokumen Serupa

Lapisan kosakata dalam lirik Brodsky. Cara utama menggambarkan Brodsky sebagai pahlawan liris. Fragmentasi gambar (synecdoche, metonymy). Ruang dan waktu dalam interpretasi Brodsky. "Keberanian leksikal" sebagai ciri khas puisi.

abstrak, ditambahkan 24/11/2010


Inovasi dan tradisi puisi Rusia awal abad ke-20, transformasi mendasar dari genre tradisional ode, romansa, elegi, dan pengembangan genre non-tradisional: fragmen, miniatur, cerita pendek liris. Fitur karya Yesenin, Blok, Mayakovsky.

presentasi, ditambahkan 15/09/2014


Ciri-ciri perkembangan genre elegi - puisi liris yang dijiwai dengan suasana sedih. Prinsip artistik penyair romantis Baratynsky E.A. Keunikan puisi Baratynsky pada contoh analisis elegi "Reassurance". Nilai kreativitas.

tes, ditambahkan 01/20/2011


Gambaran umum berbagai pandangan tentang perkembangan filsafat alam dalam puisi Rusia. Analisis sastra kategori "semesta puitis" dalam lirik A.Yu. Shadrinov. Fitur membangun model ruang-waktu dari alam dalam karya penulis.

makalah, ditambahkan 05/24/2017


Pahlawan liris dan posisi pengarang dalam kritik sastra, ciri-ciri diferensiasinya. Epos dan Lirik: Perbandingan Prinsip. Metode perwujudan dan cara mengungkapkan posisi pengarang. Kekhususan pahlawan liris dan penulis dalam puisi Pushkin dan Nekrasov.

tesis, ditambahkan 09/23/2012


Refleksi sedih dari pahlawan liris atas elemen air yang misterius dan sangat indah dalam keanggunan V.A. Zhukovsky "Laut". Perubahan dan perkembangan citra laut di sepanjang puisi. Bagian semantik dari keanggunan "Laut" dan daya tarik lirik lanskap.

esai, ditambahkan 16/06/2010


Perkembangan kreatif A. Akhmatova dalam dunia puisi. Studi tentang karyanya di bidang lirik cinta. Tinjauan sumber inspirasi bagi penyair wanita. Kesetiaan pada tema cinta dalam karya Akhmatova tahun 1920-an dan 1930-an. Analisis pernyataan kritikus sastra tentang liriknya.

abstrak, ditambahkan 02/05/2014


Biografi singkat Valery Pereleshin. Orisinalitas kreativitas. Keunikan "literatur emigran". Pengaruh Post-Symbolism pada Lirik Awal Pereleshin. Konflik jiwa dan raga sebagai ciri khas lirik Valery Pereleshin. Pahlawan lirik.

makalah, ditambahkan 11/05/2004


Lanskap sebagai unsur isi karya sastra, sejarah dan tipologinya. Evolusi kreativitas K. Paustovsky. Pandangan sastra dan estetika K. Paustovsky dan ciri-ciri penggambaran artistik alam dalam karyanya.

makalah, ditambahkan 05/23/2012


Kehidupan dan jalan puitis N.M. Rubtsov, asal mula karakter liris dan lirik lanskap dalam puisinya. Dunia rumah petani, zaman kuno, gereja, dan alam Rusia - konsep Rubtsov tentang Tanah Air. Arti tema jalan untuk memahami semua puisi N. Rubtsov.

1. Fondasi psikologis, pedagogis, dan metodologis dari karya liris di sekolah

1.1 Konsep lirik sebagai salah satu jenis fiksi

Analisis sebuah karya seni, dengan mempertimbangkan kekhususan generik dan genre-nya, adalah salah satu masalah sains metodologis yang dikembangkan secara aktif. Kontribusi yang signifikan untuk solusinya dibuat oleh M.A. Rybnikova, Z.Ya.Rez, V.G. Marantsman, M.G. Kachurin.
Tujuan paragraf ini adalah untuk mengidentifikasi ciri-ciri lirik sebagai genre sastra yang harus diperhatikan dalam mengatur proses pendidikan dalam sastra.

Kehidupan masyarakat manusia sulit dibayangkan di luar fiksi. Karya sastra biasanya dibagi menjadi tiga jenis utama (atau, dengan kata lain, jenis): epik, lirik, dan drama. Pembagian ini sudah ada sejak zaman Yunani kuno, dan pertama kali digariskan oleh filsuf Aristoteles dalam risalahnya On the Art of Poetry (abad ke-4 SM).

Untuk pertama kalinya dalam abad VII-VI. SM e. genre baru muncul - puisi. Aristoteles mendefinisikan lirik dengan cara meniru, di mana "penyair tetap menjadi dirinya sendiri". Peneliti modern, mengomentari pernyataan Aristoteles, mencatat bahwa filsuf Yunani kuno mencatat dalam liriknya, pertama-tama, perbedaannya dari epik dan drama - bahwa "tidak mengubah pembicara menjadi pahlawan, yang diperlukan dalam drama dan mungkin dalam epik." ]

Babak kedua pemahaman lirik sebagai jenis sastra setelah zaman kuno jatuh pada Zaman Baru. G. Hegel, salah satu orang pertama yang memahami kekhususan umum lirik, memilih dalam literatur semacam ini kemampuan untuk tidak bergantung pada konten verbal. Dia mendefinisikan lirik sebagai "bentuk subjektif dari puisi". Subjektivitas menjadi ciri utama dunia artistik puisi liris: "Dalam puisi liris, kebutuhan untuk mengekspresikan diri dan memahami jiwa dalam ekspresi diri ini terpenuhi. Isinya adalah subjek yang terpisah dan dengan demikian isolasi situasi dan objek , serta cara, secara umum, dengan konten seperti itu, jiwa membawa dirinya ke kesadaran dengan penilaian subjektifnya, kegembiraan, keheranan, rasa sakit dan perasaannya.

Mari kita membuat analisis komparatif dari definisi konsep ini untuk mengidentifikasi ciri-ciri khusus genre dari jenis sastra ini.

S.P. Belokurov percaya bahwa "lirik adalah salah satu dari tiga jenis sastra utama, yang menyoroti gambaran subjektif dari realitas: keadaan individu, pikiran, perasaan, kesan pengarang, yang disebabkan oleh keadaan tertentu." Dalam lirik, menurutnya, kehidupan tercermin dalam pengalaman penyair (atau pahlawan liris): tidak diceritakan, tetapi diciptakan pengalaman gambar. Properti terpenting yang dipilih S.P. Belokurov adalah kemampuan untuk menyampaikan individu (perasaan, keadaan) sebagai universal. Ciri khas lirik: bentuk puitis, ritme, kurangnya plot.

D.N. Ushakova percaya bahwa "puisi liris adalah sejenis puisi yang terutama mengungkapkan suasana hati dan pengalaman pribadi pengarangnya."

V.Ya Shilin memberikan definisi lirik berikut sebagai salah satu jenis sastra artistik: “Lirik adalah salah satu dari tiga jenis utama seni verbal, biasanya menggunakan bentuk puisi. Tidak seperti epik dan drama, lirik mencerminkan keadaan karakter individu pada saat-saat tertentu dalam hidup. Lirik, menurut definisinya, adalah ekspresi langsung dari perasaan dan pengalaman individu, dan bentuk ucapan lirik adalah monolog internal, sebagian besar puitis.

I.A. Klenina mengklaim bahwa: "Lirisisme adalah salah satu genre sastra utama, yang mewujudkan pengalaman terdalam dan intim seseorang, menyebabkan pembaca / pendengar memiliki rasa empati yang wajib, condong ke bentuk ekspresi puitis."

V. A. Bogdanov mendefinisikan lirik dengan cara ini: “Lirik (dari bahasa Yunani (Yunani) lýga - alat musik, dengan iringan yang menampilkan puisi, lagu, dll.), salah satu dari tiga jenis seni. sastra (bersama dengan epik dan drama), di mana sikap penulis (atau karakter) terungkap sebagai ekspresi langsung, curahan perasaan, pikiran, kesan, suasana hati, keinginan, dll. Dalam gambar liris, Bogdanov percaya, melalui butiran perasaan hidup (pikiran, pengalaman) penyair mengekspresikan dirinya semua makhluk abadi, konflik sosio-politik dan spiritual-sejarah yang mendalam, pencarian filosofis dan sipil yang intens.

Korman B.O. mendefinisikan lirik sebagai "salah satu dari tiga genre sastra. Karya sejenis liris adalah karya semacam itu, menurut ilmuwan, di mana seluruh teks termasuk dalam satu subjek pembicaraan. Begitulah skema organisasi formal-subjektif dari sebuah karya liris. Keseluruhan teks sebuah karya liris, menurut Korman B.O., disusun oleh subjek kesadaran dengan sudut pandang evaluatif langsung yang wajib. Begitulah skema relasi subjek-objek sebuah karya liris.

Menurut L. Todorov, puisi liris adalah “salah satu dari tiga genre utama fiksi bersama dengan epik dan drama. Keadaan karakter yang diekspresikan dalam lirik memperoleh tanda-tanda citra artistik, dan kita berbicara tentang pengalaman citra sebagai gambaran individual dan khas dari dunia spiritual seseorang. Penggambaran karakter dalam keadaan tersendiri memberikan ciri lirik yang membedakannya dengan genre lain. Pengalaman langsung, seolah-olah, menurunkan situasi kehidupan, tindakan, tindakan ke latar belakang. Dalam liriknya, di hadapan kita ada ucapan manusia yang hidup dan bersemangat, yang disusun secara artistik ke dalam sistem bahasa ekspresif yang integral - ucapan puitis.

Membandingkan definisi dari berbagai ilmuwan, kita dapat membedakan ciri-ciri lirik khusus genre berikut sebagai sejenis fiksi: subjektivitas, bentuk puisi, ritme, kurangnya plot, kemampuan untuk menyampaikan individu sebagai universal, refleksi dari keadaan karakter individu pada saat-saat tertentu dalam hidup, ekspresi langsung dari perasaan dan pengalaman pengarang, kehadiran pahlawan liris.

Setiap genus sastra dibedakan menjadi beberapa jenis. Pandangan dalam puisi teoretis dipahami sebagai jenis struktur puitis yang stabil dalam genre sastra. Dengan pendekatan ini, para ilmuwan memasukkan epik, novel, cerita, cerita pendek, cerita pendek dan, beberapa

diantaranya, esai. Drama sebagai jenis struktur puitis yang berkelanjutan

membedakan antara tragedi, komedi dan drama yang tepat. Jenis struktur puisi liris dicirikan oleh puisi, puisi, lagu. Genre dipahami sebagai beberapa bentuk yang bermakna di mana setiap jenis sastra dibagi lagi. Seringkali istilah "tipe" dan "genre" digunakan sebagai sinonim, dan pembagian genre yang lebih fraksional disebut variasi genre. Dalam kritik sastra, genre lirik berikut dibedakan sebagai jenis sastra artistik: ode,
himne, elegi, idyll, soneta, lagu, roman, dithyramb, madrigal, pemikiran,
pesan, epigram, balada. Genre-genre ini dibahas lebih detail dalam tabel "Keragaman genre lirik pada contoh karya M.Yu. Lermontov" [Lampiran 1]

L. Ya Ginzburg, dalam monografnya tentang lirik sebagai sejenis sastra, berusaha untuk mengkarakterisasi cara berpikir liris secara spesifik. Dalam karyanya, peneliti menunjukkan bahwa puisi liris adalah "jenis sastra yang paling subyektif", bahwa "itu, tidak seperti yang lain, berjuang untuk yang umum, untuk menggambarkan kehidupan mental sebagai universal." Di sini, Ginzburg mencatat: "Pada intinya, lirik adalah percakapan tentang signifikan, tinggi, indah (terkadang dalam refraksi ironis yang kontradiktif), semacam eksposisi cita-cita dan nilai-nilai kehidupan seseorang."

Keunikan lirik sebagai salah satu jenis fiksi terletak pada kandungannya yang sangat umum dan abstrak, sedangkan makna holistik dari karya tersebut unik dan konkret. Tetapi tanpa memahami isi umum dari bentuk ini (misalnya, isi "lirik pada umumnya"; puisi lirik dari era tertentu - dan lirik setiap era memiliki definisi formalnya sendiri - secara umum; lirik dari kelompok tertentu penyair pada umumnya; terakhir, penyair tertentu pada umumnya) kita tidak akan bisa menangkap secara konkret isi karya unik ini. Tanpa pengetahuan tentang ciri-ciri lirik yang umum, spesifik dan spesifik, tidak ada cara untuk mempelajari lirik secara kompeten di sekolah. Persepsi sebuah karya, pertama-tama, dimulai dengan asimilasi jenis karya, genre, gaya, ukurannya, dan baru kemudian membuka jalan untuk memahami makna liris yang spesifik dan tidak dapat dipahami. Ketidaktahuan tentang ciri-ciri lirik sebagai salah satu jenis sastra artistik dapat menyebabkan pendekatan dan studi karya yang salah, interpretasi yang salah tentang makna yang ditanamkan oleh penyair dalam karya tersebut.